Mengenal 8 Bagian-Bagian Penting di Keraton Yogyakarta
Berwisata ke Yogyakarta tidak lengkap apabila melewatkan kediaman Sang Sultan yaitu keraton. Walaupun hanya dibuka sampai jam 2 siang, Anda tetap wajib menyempatkan waktu untuk berkunjung karena terdapat banyak warisan budaya yang penuh sejarah dan bernilai tinggi.
Sebelum itu, ada baiknya ketahui dulu beberapa bagian penting di Keraton Yogyakarta. Selain menambah wawasan, wisata Anda akan lebih mengasyikkan karena setidaknya sudah mempunyai ‘bekal’.
8 Bagian Utama Keraton Yogyakarta
Pelataran Pagelaran
Bagian ini disebut juga dengan plataran pertama karena lokasinya berada paling depan dekat dengan Alun-Alun Utara. Dulu, Pelataran Pagelaran merupakan area bagi para abdi dalem untuk bertemu Sang Sultan, namun kini difungsikan untuk tempat berbagai kegiatan budaya.
Terdapat 5 bangsal yang berdiri di Pelataran Pagelaran. Bangsal tersebut antara lain Pagelaran, Pangrawit, Pemandengan, Pacikeran, dan Pengapit.
Plataran Siti Hinggil Lor
Siti Hinggil Lor masuk dalam plataran pertama. Bagian ini merupakan tempat diadakannya upacara resmi kerajaan. Fungsi lainnya adalah tempat untuk menyimpan benda pusaka dan alat musik tradisional.
Bangsal yang ada di Siti Hinggil Lor antara lain Manguntur Tangkil, Witana, Bale Bang, Kori, Angun-angun, dan Pecaosan.
Plataran Kamandungan Lor
Kamandungan Lor merupakan plataran kedua dari Keraton Yogyakarta. Fungsi asli plataran tersebut adalah tempat segala perkara yang diadili oleh Sang Sultan. Pada zaman sekarang, Kamandungan Lor dijadikan sebagai tempat selebrasi tradisi, seperti grebeg.
istana keraton yogyakarta
Bangunan yang berdiri di plataran kedua tersebut meliputi Bangsal Anti Wahana, Bangsal Pancaniti, dan Bangsal Pecaosan. Salah satu kekhasan dari plataran ini adalah banyak pohon keben atau butun.
Plataran Srimanganti
Kamandungan Lor berhubungan dengan plataran lain yang disebut Srimanganti. Plataran ketiga keraton difungsikan untuk menerima tamu khusus. Selain itu, seperangkat gamelan dan benda pusaka juga disimpan di area ini, tepatnya di Bangsal Trajumas.
Pecaosan, kantor Tepas Halpitapura, kantor Tepas Dwarapura, dan kantor keamanan adalah bangunan yang ada di plataran ini. Kini, area Srimanganti kerap dijadikan tempat untuk menyelenggarakan event budaya khas asli Keraton.
Plataran Kedhaton
Keraton Yogyakarta memiliki area inti yang dinamakan Kedhaton. Terdapat sekitar 21 bangunan penting yang berdiri dan dua di antaranya merupakan bangunan utama, yaitu Gedhong Prabayeksa dan Bangsal Kencana.
Dalam Gedhong Prabayeksa terdapat berbagai koleksi pusaka Keraton. Sedangkan Bangsal Kencana digunakan untuk mengadakan upacara adat dan berbagai ritual keagamaan.
Beberapa bangunan lain yang ada di Kedhaton yakni Bangsal Manis, Bangsal Mandhalasana, Gedhong Jene, Gedhong Sedahan, Gedhong Patehan, Gedhong Danartapura, Kasatriyan, Kaputren, Keraton Kilen, Keraton Wetan, Museum HB IX, Museum Lukisan, dan Museum Batik.
Plataran Kemagangan
Bagian Plataran Kedhaton terhubung dengan Plataran Kemagangan. Plataran tersebut memiliki tempat terbuka yang cukup luas karena dahulu difungsikan sebagai tempat seleksi sebagai abdi dalem dan tempat berlatih para abdi dalem.
Sekarang ini, Kemagangan beralih fungsi sebagai tempat dipentaskannya wayang kulit dan kegiatan lain yang diselenggarakan oleh keraton. Dua bangunan lain di Plataran Kemagangan adalah Panti Pareden dan Pacaosan.
Plataran Kamandungan Kidul
Selain Bangsal Pecaosan, di plataran ini terdapat bangsal bersejarah yang disebut Kamandungan. Alasannya, Bangsal Kamandungan merupakan kediaman Sultan HB I selama perjuangan menentang VOC.
Plataran Siti Hinggil Kidul
Dulunya, Siti Hinggil Kidul merupakan tempat Sang Sultan untuk melihat prajurit yang berlatih, khususnya sebelum ritual grebeg dilaksanakan. Istilah ‘Siti Hinggil’ terdiri dari dua kata yaitu ‘siti’ yang artinya ‘tanah’ dan ‘hinggil’ yang artinya tinggi.
Oleh sebab itu, Siti Hinggil dibuat lebih tinggi dari tanah di sekelilingnya, sebab tempat tersebut ditujukkan khusus untuk Sultan yang merupakan seorang raja berkedudukan mulia.
Pembangunan setiap bagian atau plataran dilakukan secara bertahap. Setiap plataran dihubungkan sekaligus dibatasi oleh regol atau gerbang. Adapun bangunan yang pertama kali berdiri di lingkungan keraton adalah Gedhong Sedahan yang menjadi bagian dari Plataran Kedhaton.
Selain itu, Sultan HB I yang menjadi pelopor juga mendirikan bangunan lain, seperti Tamansari, benteng, Pasar Gedhe, dan Masjid Gedhe.